“jaga
akhlak! Jaga sikap! Taat orang tua dan yang penting jangan pernah mengenal
narkoba seperti kakakmu! Jadilah anak bangsa yang berprestasi! Jangan rusak
masa depan mu dengan barang haram itu citra!” itulah nasihat terakhir dari
mamaku. Ya.. mama adalah wanita terhebat dalam hidupku, dan dia selalu hidup di
hatiku. Tapi 6 bulan yang lalu ia meninggalkan ku, meninggalkan nenekku dan meninggalkan
papa ku selamanya, 1 bulan sebelum mama meninggal kakaku teo juga meninggalkan
kita semua karena dia berlebihan dosis narkoba ia mengkonsumsi narkoba jenis .
Tepatnya 12 mei 2012 kakak ku meninggal.tahun ini memang tahun duka keluargaku,
aku benar benar merasa kehilangan orang yang aku sayangi, mama dan kakak. Kakak
ku memang nakal dan cara bergaulnya yang tidak baik bagiku. Aku memang tidak
suka dengan teman teman kak teo yang penampilanya ngeri dan gaya hidupnya tak
lepas dari yang namanya ROKOK. Kak teo mengenal barang haram tsb saat ia lulus
SMA dan kuliah di luar kota. Tak ada 1 semester sifat kak teo berubah,yang
dulunya ia aktif dan pekerja keras, tapi setelah ia pulang dari kuliahnya dia
pendiem sering keluar malam dan tak pernah perhatian dengan keluarga. Pokonya
beda deh, dulunya ayah memang tidak setuju dengan kak teo yang berniat untuk
study ke luar kota. Tapi mama membela, ia beralasan biar kak teo menemukan jati
dirinya, ia perlu berkembang. Tapi harapan mama tak tercapai. Kak teo terlanjur
mengenal barang haramnya.
Tanggal 10 maret malam itu mama
sakit sakitan, kak teo yang kebetulan pulang kerumah tiba tiba melihatku sinis
dan langsung berlari menuju kamarnya, dan beberapa menit kemudian dia beranjak
pergi.
Aku: kak teo
mau kemana?
Kak teo:
bukan urusan kamu citra! Cepatlah kamu tidur! Jangan hiraukan aku!
Aku: kakak
biasa aja dong aku Tanya baik baik, kenapa kakak nggak nyempetin buat masuk ke
kamar mama untuk melihat kondisi mama? Mama pasti kangen sama kak teo! Kasihan
mama sakit sakitan terus semenjak papa tugas keluar kota!
Kak
teo:salah siapa papa harus ke luar kota
(sambil membanting pintu)
Aku hanya terdiam di depan
televise, acara vav ku yang ku tunggu tunggu dari tadi tiba tiba mood ku hilang
untuk menontonya. Aku masuk ke kamar, saat ku lewati kamar kak teo yang
pintunya sedikit terbuka sekilas kulihat kamarnya yang berantakan, dan aku pun
memasuki kamarnya
Aku: ya
Allah apa yang buat kak teo begini?
Aku pun bergerak untuk membereskan kamarnya, bantal ku tata rapi di
atas kasurnya, buku buku aku tata rapi di mejanya, dan saat aku membereskan
bawah tempat tidurnya ku temukan majalah dewasa yang tak selayaknya di konsumsi
kak teo, bukan hnya itu saja aku kaget saat kutemukan botol minuman di bawah
kasurnya, aku hanya ternggannga di tempat. Dan tak bisa beranjak dari kamar kak
teo, aku ingin menangis, aku kecewa dengan kakak, dimana kak teo yang
sebenarnya? yang rutin membereskan kamarnya setiap hari seperti SMA dahulu,
baca’anya alQur’an bukan majalah seperti ini, dimana kak teo ku? Lamunan ku
dikagetkan oleh mama yang memanggilku
Mama:
citra!!!
Aku: iya ma?
(sambil menghampiri kamar mama)
Mama: citra
ambilkan obat mama di atas lemari es di kotak obat sayang, dan minumnya jangan
lupa. Hlo? kenapa wajah kamu panic?
Aku: emmm..
e. i..iiiya ma aku ambilin, citra gk papa kok Cuma kaget aja teriakan mama, ya
udah aku ambilin dulu
Aku mencoba untuk menutupi semua
tentang kak teo, aku pun tak ingin melihat mama terbebani oleh tingkah kak teo
disaat mama sakit seperti ini.
Di saat aku
akan beranjak untuk tidur tiba tiba kak teo datang dengan muka marah. Tiba tiba
ia menamparku
Aku: kakak!
Apa apaan!!
Kak teo:
siapa yang ngijinin loe masuk kamar gue? Siapa? Siapa suruh loe mberesin kamar
gue?
Aku: kakak
aku hanya ingin melihat kamar kakak rapi seperti dulu, biar kakak nyaman tidur
di kamar!
Kak teo
menamparku kedua kalinya dan ia berbicara dengan suara agak tinggi lagi
Kak teo: gue
muak sama loe! Jangan pernah loe masuk ke kamar gue lagi! Jangan pernah!
Aku terisak menangis di kamar,
aku nggak tau ada pa dengan kak teo sampe sampe dia seperti ini. Aku kecewa
dengan sikap kak teo. Pagi pun tiba kak teo beranjak pergi untuk berangkat ke
kos nya. Sebelum ia keluar aku sengaja menghadangnya di pintu keluar
Aku: kak
tolong baca surat ku ini, dan plis kak masuk ke kamar mama buat jenguk mama!
Kak teo
hanya terdiam dan mengambil surat itu dari tanganku. Lalu ia masuk ke mobil dan
beranjak pergi. Hati ku semakin rapuh, aku jadi tak semangat untuk berangkat ke
sekolah. Tapi aku tak mau diam lemah seperti ini aku bisa bahagiain mama papa,
dan aku harus bisa sadarin kak teo. Aku pun langsung menaiki sepeda motorku dan
beranjak ke SMK SAKTI sekolahku.
Sepulang sekolah aku melihat
mama yang terbujur lemas di tempat tidurnya, untung ada nenek yang mulai hari
itu menemaniku untuk merawat mama. Aku masuk kamar untuk ganti baju, saat
melihat handphone ku ku lihat message dari papa “citra gimana kabar mama? Kak
teo dan kamu sayang? Baik baik ja kan, gimana dengan lomba karya ilmiahmu?
Sukses kan?” aku pun segera membalasnya “semuanya baik pah, papah cepet pulang,
mama masih sakit tapi insyaAllah membaik nenek ada disini, td malem kak teo
juga pulang. Lombaku sukses pah, april aku ke bandung buat presentasi pah”
Di lain
tempat… kak teo membaca suratku
Dear kak teo.
Kak teo maafin aku yang tadi malem
masuk kamar kakak tanpa ijin dari kakak. Maafkan aku kak, cuman citra kangen
aja sama kakak yang dulu, kakak sekarang berubah, kak maaf bgt saat bersihin
kamar kakak nggak sengaja aku temuin majalah dewasa dan botol minuman keras di
bawah kasur kakak, mulai kapan kakak mengenal barang barang itu kak? Kenapa
kakak seberani itu? Kak, jangan buat mama papa dan aku kecewa sama sikap kakak
sekarang. Sebenarnya ada apa sama kakak? Kenapa sekarang kakak jarang
komunikasi sama papa dan mama? Apalagi saat ini mama sakit kak? Kakak.. kami
merindukan kak teo yang dulu L aku bener sayang kakak, begitupula mama papa yang
selalu menanyakan kabar kakak. Kenapa telfon dari papa nggak pernah kakak
angkat? Sms juga enggak pernah kakak bales? Kak tolong kakak berubah, jangan
pernah deketi benda benda haram itu kak. Buat papa mama bahagia kak. L aku kangen kak teo, aku sayang
kak teo
Citra
oktavia
11 mei kak
teo pulang kerumah dengan badan sempoyongan udah larut malam saat itu aku dan
papa bergadang nonton bola bareng, melihat kak teo seperti itu papah langsung
beranjak dan menampar kak teo
Papah:
teo!! Kenapa kamu pulang jam segini? Kamu mabuk? Teo!! Apa yang kamu lakukan!!!
(dengan nada tinggi)
Aku: papah
hentikan jangan tampar kak teo!
Mama yang
kaget dengan keributan langsung menghampiri kak teo yang terkapar di lantai
Mama: pah,
kenapa! Jangan sakiti teo!
Papah:
anak ini memang susah kita bina! Liat dia mabuk mabukan! Siapa yang
mengajarinya! Salah mama biarkan dia untuk kuliah di luar kota!. Papa marah ia pergi meninggalkan kita semua,
kak teo yang setengah sadar berjalan menuju kamarnya, mama yang berniat untuk
mengantarnya di dorong oleh kak teo sampai mama jatuh, aku yang menangis
langsung menolong mama untuk berdiri
Mama: ada
apa dengan kakak mu citra?
Aku hanya
menggelengkan kepala dan menangis di pelukan mama, aku nggak tega liat mama
seperti ini.
Pagi hari aku membuka jendela
kamar, kemudian menuju kamar mama yang masih tertidur pulas di kasurnya, aku
tak melihat papa, aku khawatir marah nya papa berkepanjangan, aku langsung
menuju kamar kak teo dan mengetuknya untuk membangunkan kak teo, tapi tak ada
tanggapan dari kak teo, aku mencoba memanggil namanya dengan suara keras tapi
dia tak bertanggapan. Aku pun keluar rumah dan melihat kak teo dari jendela
kamarnya aku terkejut melihat kak teo terkapar di lantai dengan banyak busa di
mulutnya, aku pun langsung menelfon papa dan membangunkan mama, papa pun
kembali ke rumah ia berlari menuju kamar kak teo dan mendobraknya. Papa dan
mama segera membawanya ke rsud. Terlambat sudah kak teo memang overdosis karena
barang barang haram! Ia tak bisa di selamatkan kembali mama menangis di pelukan
papa, aku hanya melihat dari kejauhan kak teo yang tidur pulas dengan wajahnya
yang pucat. Tetes air mata ini tak terbendung lagi, aku harus ikhlas.
Semenjak kak teo meninggal, mama
sakit sakit an mama belum bisa ikhlas melepas kak teo, mama terdiagnosa sakit
leukemia ia harus rutin cuci darah, hingga akhirnya Allah pun mempunyai takdir
untuk menjemput mama sebagai teman kak teo disana. Aku lemas tak berdaya 2 orang
tersayang sekaligus Allah mengambilnya, sekarang hanya ada aku dan papa, tapi
aku harus tegar ini memang tetapan dari Allah, dan semua ini pasti ada
hikmahnya. Aku bangkit aku mencoba ikhlas melepas mama dan kak teo, aku
mengambil semua pelajaran hidup dari kak teo “narkoba barang haram yang tak
bermanfaat untuk pelajar seperti aku, jika aku punya masalah ato beban hidup
tak pernah ku coba dekati barang haram tersebut untuk melepaskan masalahku.
Karena narkoba alcohol bukan jalan keluar masalah! Barang barang haram itu
hanya membuat masa depan kita hitam kelam.” aku dan papa pun move on bulan
april tepat tanggal 13 aku ke bandung dengan papa untuk presentasi lomba karya
ilmiahku tentang dampak bahaya merokok dan narkotika, dan Alhamdulillah aku
juara 2 dalam kompetisi tersebut, papa bangga denganku
Papa:
“papa bangga dengan mu, mama dan kak teo pun juga sayang”
Aku tersenyum bahagia, dan
sekarang aku sebagai aktivis penyuluhan bahaya narkotika junior di Sekolahku.
Aku bahagia teman temanku tak ada yang berniat untuk mengenal barang haram
tersebut dan mereka tak akan pernah mencoba barang haram tersebut, karena kami
sadar bahwa kami generasi yang anti narkoba dan berprestasi J.
Komentar
Posting Komentar