I don’t know how to start this. Maratul fauziah atau dikenal
“IZAH” akoh mengenalnya ketika duduk di bangku sekolah dasar, hal itu
dikarenakan ibu kita sama sama kerja disatu tempat, ketika ada family vacation,
gue mengenalnya hanya sebuah “nama”.. dan pada akhirnya kami dipertemukan di
SMP, kebetulan (lagi dan lagi) orang tua kita jalanya sama, semenjak itulah mau
ga mau gue temenan sama dia (kesanya maksa ya) first impress die emang muka
datar banget, polos banget, dan pendiem, semua berkebalikan dengan gue. Dan izah
adalah sosok yang “PINTER” pada jaman itu. Yang gue inget ketika SMP, gue
sering ngerjain PR di kelas, dia selalu memberikan ku contekan, (wkwk biasa jek
rodok nakal) tapi izah selalu mengajarkan ku untuk disiplin. Kadang dia juga
bersikap biar gue ada usahanya sendiri wkwk, kelas 7, 8 dan 9 kita barengan
satu kelas terus, hal ini tentunya membuat kami lebih dekat. Dia adalah orang
yang selalu mendengarkan keluh kesahku .apapun, mungkin nek ditanya apa kurang
dan kelebihan ku dia sudah paham secara detail. Tapi SMA kami dipisahkan, izah
diterima di SMA Negri fav di daerah kami, sementara jannah dipaksa bapak masuk
sekolahnya bapak (SMK S**T* jayaaa) hal itu tidak merubah hubungan kami sebagai
sahabat, izah sering main ke sekolah ku (Hik international) dengan pede seragam
khas nya anak SMA sonoh dia oke oke aja main di wilayah ane, wkwk. Ya paling
nggak seminggu sekali kita selalu main bareng, fakta yang paling menyedihkan
antara kita berdua adalah, kami nggak punya temen di rumah, karena pertama
temen kami udah nikah, dan sibuk sendiri sendiri, jadi kalo pulang yaudah main
berdua makan gitu gitu aja, maka dari itu hal ini bakal menjadi sakit banget
kalau diantara kita ada yang nikah duluan trus sisa satu nggak tau maen sama
siapa lagi, so, zah, plis kalo nikah barengan aja. Tahun demi tahun kita lewati
bersama hingga akhirnya kita harus menentukan universitas untuk melanjutkan
pendidikan kita, ni ya gue kasih tau, jaman dulu kayaknya kita berdua ini wira
wiri sono sini daftar itu ini tapi hasilnya nihil, kalo nginget perjuangan dulu
(lah tong tong napa semangat bangeeet) daftar SNM sama sama ketolak SBM juga,
STAN dsb wkkw tapi Allah memang maha benar dalam menentukan jalan hambaNya
hingga akhirnya takdir ku adalah belajar di UMS dan izah memilih IAIN karena
sewaktu itu Almarhum bapak nya izah petinggi di kemendikagama. Membahas kepergian
almarhum bapak izah, tentunya ane dekat sama bapak izah, soalnya bapak ku dan
bapak izah pun sudah dekat karena ngaji yang sama… izah dekat dengan bapak
pastinya, bapak selalu memberi keleluasaan apapun terhadap izah untuk mencoba
hal hal yang selama itu baik dan sesuai agama, apaaapuuunnn, tapi ternyata
jalan Allah harus memisahkan izah di usianya 20, disinilah aku sebagai sahabat
tau bagaimana hancur hati izah, but in fact “zah u adalah orang yang kuat,
mandiri, dan gue percaya dengan segala sifat pendekar elu, elu bisa bahagiain
dirimu sendiri, ibuk bapak dan keluarga, gue yakin suatu saat elu bakal jadi
orang hebat, gue yakin suatu saat elu bisa jadi inspiring woman untuk sekitar” ya..
itulah izah… terimakasih atas semua pelajaran yang pernah kau berikan,
terimakasih telah menganggapku sebagai sahabat, semoga selamanya kita saling
influence each other, u give me positivity, and I do.
Tak terasa izah hari ini 22 tahon, sampai detik ini gue
nulis ini beribu ribu syukur ane ucapkan sama Allah telah memberi kan
kesempatan untuk berteman dengan izah, teruntuk izah..
Kau tau bahwa 22 bukan umur yang bayi lagi,
Perjalananan kita panjang,
Banyak ombak yang harus kita lewati,
Untuk saat ini, fokuslah menyelesaikan pendidikan sarjana
mu, bangunlah karir dengan ilmu ilmu mu,
Jadilah orang yang bermanfaat untuk dirimu sendiri, keluarga
mu dan orang orang sekitarmu,
Tak lupa, NGAJI, selama Allah memberi kesempatan untuk
menuntut ilmu, kejarlah akhirat mu, maka Allah akan memberimu kemudahan segala
urusan dunia mu
Kau dan aku masih punya mimpi, tapi berjanjilah untuk
membuatnya nyata, we can be the best if we do the best
Selamat menempuh usia 22 tahon izah, I love you yesterday,
tomorrow and beyond J
With love
Jannah
Surakarta 24 feb 2018 1;19 am
Komentar
Posting Komentar